Tiga Kata Ajaib
- Loga Prity Dewi
- Jan 11, 2022
- 4 min read
Disuatu hari ada sebuah desa. Desa ini bernama Desa Gembira. Namun, keadaan desa ini tidak seperti namanya. Para penduduk di desa ini selalu merasakan sedih dan murung. Hal itu karena mereka melupakan tiga hal penting. Lalu datanglah sosok yang mengubah desa mereka.
Kura-kura berhenti dan melihat sebuah desa seberang. Ia telah berjalan jauh selama sepuluh hari, kini ia perlu beristirahat. Umurnya sudah tidak muda lagi, punggungnya mulai bungkuk dan janggutnya mulai memutih. Oleh karena itu, banyak yang memanggilnya Kakek Kura-kura.
Kakek kura-kura berhenti didepan sebuah gerbang, diatasnya tertulis Desa Gembira. Lalu Kakek kura-kura mengetuk gerbang itu dan gerbang pun terbuka. Munculah Monyet, sang penjaga gerbang.
"Mau mencari siapa?" tanya Monyet.
"Aku tidak mencari siapa-siapa, aku telah berjalan cukup jauh selama sepuluh hari. Bolehkah aku menumpang untuk beristirahat selama beberapa hari di sini?"
Monyet berpikir sebentar dan berdiskusi dengan temannya. Lalu sang Monyet berkata,
"Baiklah, mari aku antarkan menemui Kepala Desa."
"Ah terimakasih", kata Kakek kura-kura. Mendengar ucapan kakek, Monyet bingung dan bertanya kepada kakek.
"Apa? Terima apa?"
"Terimakasih, kau tidak tahu?"
Monyet dan temannya menggeleng kebingungan, Kakek kura-kura bingung dan heran mengapa mereka tidak tahu. Temannya berkata "Kami belum pernah mendengar kata itu dan kami tidak pernah menggunakannya di desa kami."
Kakek hanya mengangguk merasa heran akan desa yang akan ia datangi. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah kepalada desa. Monyet mengantarkan Kakek kura-kura menemui Kepala Desa yang saat itu sedang mondar-mandir berpikir di depan rumahnya.
"Kepala Desa." Panggil Monyet. Kepala Desa menghentikan aktivitasnya. "Ada apa?"
"Kakek ini telah berjalan jauh selama beberapa hari dan ia ingin tinggal beberapa hari di desa kita." Kata Monyet.
Kepala Desa dengan senang mengizinkan dan menyambut kedatangan Kakek kura-kura. Kepala Desa sudah sangat lama tidak merasa senang, hal itu karena desanya yang tidak pernah gembira. Melihat Kepala Desa yang begitu senang melihat kedatangannya, membuat heran kakek.
"Kepala Desa mengapa kamu sangat senang sekali saat aku datang?."
Dengan murung Kepala Desa pun menjawab, "Desa ini sudah lama sekali tidak kedatangan tamu, hal itu karena keadaan desa kami. Desa kami selalu merasa sedih dan murung walaupun nama desa kami Desa Gembira."
"Mengapa desa ini sedih?"tanya Kakek Kura-kura.
"Karena kami melupakan tiga hal penting, apa tiga hal itu, tidak ada yang tahu."
Mendengar hal itu timbul keinginan Kakek Kura-kura untuk membantu Desa Gembira. Keesokan harinya, Kakek Kura-kura berkeliling desa dan mengamati penduduk desa, lalu ia menemukan masalah dan apa yang dapat ia lakukan. Segera Kakek kura-kura memberitahukan apa yang ia amati tadi kepada Kepala Desa.
"Kepala Desa penduduk di desa ini, jarang sekali berbicara satu sama lain dan yang paling penting mereka tidak tahu tiga kata paling ajaib."
"Tiga kata ajaib, apa itu?” tanya Kepala Desa.
"Tolong, maaf, terimakasih."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
Kakek kura-kura memberikan saran kepada Kepala Desa untuk memberikan tiga tantangan setiap minggu. Minggu pertama, para penduduk harus menggunakan kata "tolong" untuk meminta bantuan. Minggu kedua, adalah kata "maaf" untuk setiap kesalahan yang mereka lakukan. Lalu, yang terakhir kata " terimakasih" untuk membalas bantuan dan hal-hal baik yang mereka dapatkan.
Dimulailah minggu pertama, awalnya tidak ada yang terjadi dan tidak ada perubahan, Kepala Desa mulai khawatir, tetapi Kakek kura-kura berkata kepada Kepala Desa untuk tenang dan sabar menunggu. Lalu, perubahan mulai terjadi.
Para penduduk adalah pedagang, setiap pagi seperti biasa mereka mulai berdagang, begitu juga dengan Pak Beruang. Pak Beruang adalah penjual madu. Hari itu ia akan menjual banyak madu sehingga ia kesulitan membawa madu-madu itu dari rumahnya menuju tokonya. Ia memerlukan bantuan. Ia teringat perkataan Kepala Desa, lalu ia meminta bantuan kepada Pak Rubah, tetangganya.
"Pak Rubah aku kesulitan membawa madu dari rumahku ke toko untuk aku jual, maukah kamu menolongku membawa madu-madu itu bersamaku?"
"Baiklah ayo”, kata Pak Rubah.
Hari itu terjadi perubahan, para penduduk mulai meminta bantuan dan memberikan bantuan. Seminggu berlalu, minggu kedua pun tiba, tetapi para penduduk tidak tahu apa kegunaan kata maaf.
Lalu sebuah kejadian memberitahu mereka. Tiba-tiba muncul kegaduhan yang menghebohkan. Semua penduduk datang kesana untuk melihatnya, begitu juga Kepala Desa. "Ada apa ini?" tanya Kepala Desa. Lalu anjing memberitahu Kepala Desa apa yang terjadi. Kucing berlari untuk mengejar bola, hingga masuk ke taman bunga para lebah, hal itu membuat sebagian bunga rusak dan para lebah pun menjadi marah.
Kepala Desa bertanya pada kucing mengapa ia melakukan hal itu. Kucing berkata bahwa ia tidak sengaja melakukan hal itu. Ia keasyikan mengejar bolanya dan tanpa disadari, ia telah masuk ke taman bunga para lebah. Lalu, Kucing bertanya pada Kepala Desa, apa yang harus ia lakukan. Kepala Desa ingat perkataan Kakek kura-kura. "Minta maaflah kepada para Lebah"
Lalu Kucing mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada para Lebah. Sejak saat itu penduduk desa tahu untuk apa kata maaf itu, setiap mereka melakukan kesalahan mereka akan mengucapkan kata maaf.
Seminggu berlalu dan para penduduk mulai terbiasa menggunakan kata tolong dan maaf. Namun, mereka bingung apa yang harus mereka katakan untuk bantuan yang mereka terima. Kepala Desa berkata. "Ucapkanlah terima kasih" Setelah mendengar hal itu setiap mereka mendapat bantuan para penduduk desa akan mengucapkan terimakasih. Kini penduduk desa merasa senang dan gembira, kabar mengenai Desa Gembira tersebar ke desa-desa yang lain.
"Terimakasih Kakek, karena bantuanmu desa kami menjadi senang."
“Tidak perlu terimakasih, aku hanya memberikan saran kalianlah yang mewujudkannya. Kepala Desa terima kasih juga untuk bantuanmu, kini aku harus pergi."
"Mengapa?"
"Aku harus melanjutkan perjalanan ku, lagipula aku sudah cukup lama di desa ini."
"Baiklah."
Sebelum pergi, Kakek kura-kura berkata kepada Kepala Desa. "Jangan biarkan desa ini menjadi sedih lagi, dan jangan lupakan tiga kata ajaib itu, dan satu tips tambahan. Tersenyumlah."
Lalu Kakek kura-kura pun pergi. Setelah Kakek kura-kura pergi, para penduduk desa ingat apa tigal hal penting yang mereka lupakan, yaitu tiga kata ajaib. Namun, kini mereka telah mengingatnya. Kini Desa Gembira telah bergembira
Comments